Rabu, 15 Desember 2010

Cara “Gila” Membangun Indonesia: Pengalaman dari Tolikara Pak Kun and colleagues

Salam dari Jayapura! Kami bertiga baru saja keluar dari pedalaman Tolikara menyaksikan Olimpiade Astronomi se Asia-Pacific. Hasilnya? Pelajar2 Indonesia menduduki urutan ke-2 dari 9 negara, dengan perolehan 1 medali emas, 2 perak dan 4 perunggu. Korea Selatan di urutan pertama dengan 2 emas. Indonesia berada diatas China, Rusia, Kazakshtan, Kyrgistan, Nepal, Cambodia, dan Bangladesh. Lebih mengejutkan lagi, 3 medali perunggu Indonesia di raih oleh pelajar asal Tolikara, kabupaten terpencil di Tolikara, yang selama ini mengalami keterbelakangan pendidikan dan SDM. Dari Tolikara, Indonesia belajar!

Kisahnya dimulai dengan seorang “gila” bernama Yohanes Surya, pendiri Surya Institute dan salah satu aktivis olimpiade science dunia, yang telah sukses mempromosikan banyak anak Indonesia ke ajang olimpiade science dunia, memprakarsai dilaksanakannya Olimpiade Astronomi Asia Pacific (APAO) di Indonesia. Program ini ditawarkan ke berbagai pemda di Indonesia, namun tidak ada yang tertarik. Hingga suatu hari …

Yohanes Surya ketemu dengan seorang “gila” lainnya bernama John Tabo, orang Papua, Bupati Tolikara, pegunungan tengah Papua, kabupaten baru yang terisolir dan hanya bisa dicapai dengan naik pesawat kecil dari Jayapura ke Wamena disambung berkendaraan off-road selama 4 jam, daerah dimana laki-laki tanpa celana dan perempuan tanpa penutup dada, ditemukan dimana-mana. John Tabo, tanpa diduga, bersedia menjadi sponsor pelaksanaan APAO di Indonesia, selain menjadi tuan rumah, dia juga mendanai seluruh biaya persiapan tim olimpiade Indonesia yang datang dari berbagai daerah di Indonesia termasuk dari Papua, selama 1 tahun. John Tabo membangun tempat khusus (hotel) untuk menjadi venue olimpiade ini. Orang yang berfikir normal pasti bilang, untuk apa John gila ini urusin Olimpiade astronomi seperti ini? bukankah masih banyak persoalan internal kabupaten yang harus dia selesaikan? mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi dan berbagai infrastruktur dasar? Cari kerjaan dan masalah saja!

John Tabo melakukan terobosan “gila”. Dana diambil dari APBD, mau dari mana lagi? Dia tidak takut BPK atau BPKP yang akan menilainya salah prosedur. Untuk John Tabo, membangun adalah untuk rakyat, jangan dibatasi oleh hal-hal administratif. Yang penting misi dia untuk membangun SDM Tolikara yang mendunia dapat tercapai, dan itu “breakthrough” untuk mengatasi kemiskinan Tolikara, tidak perlu menunggu sampai infrastruktur jalan akses terbuka.

Dikumpulkanlah 15 anak Indonesia sejak februari 2010 di Karawaci untuk, kesemuanya “gila”. 8 dari 15 anak tersebut direkrut dari SMP/SMU Tolikara, yang semuanya memiliki kemampuan matematika yang rendah, menyelesaikan soal matematika tingkat kelas 4 SD saja tidak mampu. Bahkan ada yang namanya Eko, ketika ditanya 1/5 + 1/2, langsung dijawab 1/7! Seorang anak dari Kalimantan Tengah, malah tidak diijinkan kepala sekolah dan gurunya untuk mengikuti persiapan olimpiade ini. Guru-gurunya mengatakan bahwa apa yang akan dia ikuti itu sia-sia saja. Dia melawan ini dan lari dari sekolah!

Ke-15 anak ini dilatih oleh pelatih2 “gila”, yang tidak bosan dan kesal melatih anak-anak ini. Dalam 10 bulan ke-8 anak Tolikara ini mampu mengerjakan problem matematika paling sulit yang diajarkan pada tingkat terakhir SMA atau tingkat awal universitas.

Pendekatan mengajarnya juga “gila”. Astronomi adalah kumpulan dari berbagai ilmu science: matematika, fisika, kimia dan biologi menjadi satu mempelajari fenomena jagad raya.

Ini juga ilmu gila. Bayangkan seorang anak seperti Eko dari pedalaman Tolikara dapat menjadi salah seorang anak terpandai dibidang astronomi didunia hanya dalam waktu 10 bulan??!!

Dalam percakapan hati ke hati dengan 15 orang anak, semalam sebelum pengumuman, tidak kurang 7 orang anak terharu menangis, melihat begitu besarnya perhatian pemerintah RI kepada mereka, sesuatu yang tidak pernah mereka rasakan dari pemerintah di Jakarta selama 10 bulan mereka di godok di Karawaci. Datang dan duduk bersama dengan mereka, ternyata lebih dari segalanya bagi anak-anak ini. Anak-anak Tolikara begitu terharu, menangis terisak, melihat ada orang Jakarta mau datang melihat mereka di Tolikara.

Apa hasil dari semua kegilaan ini? Selain perolehan medali-medali diatas:

  1. Indonesia dikenal lewat Tolikara! Tolikara, meskipun tidak dikenal Indonesia, namun telah membuktikan kepada dunia bahwa dari tempat yang sedikit sekali dijamah pembangunan, bisa lahir juara-juara olimpiade science, yang akan mengharumkan nama Indonesia ditingkat dunia,
  2. Tolikara mulai membenahi sumber daya manusianya menuju SDM berkualitas dunia. Hasil olimpiade ini telah memotivasi semua anak Tolikara bahwa keterbatasan fisik dan fasilitas bukanlah halangan bagi anak Tolikara untuk menjadi SDM terbaik dunia. 8 anak Tolikara yang bersaing ditingkat dunia menjadi saksi hidup bahwa SDM Tolikara dapat bersaing ditingkat dunia.
  3. Tolikara membuktikan bahwa mereka dapat membangun “lebih cepat” jika cara berfikir “gila” ini diterapkan. Hanya dengan cara gila seperti ini pembangunan Papua dapat dipercepat.
  4. Kita perlu “A Tolikara Approach” untuk sebuah percepatan pembangunan Papua!

Pesan moral dari kisah ini: jadilah orang gila untuk membangun Indonesia lebih baik! Never underestimate things! Dari seorang anak SMP yang tidak pernah diperhitungkan dipelosok Tolikara, kita dapat belajar untuk berbuat yang terbaik bagi Indonesia dan dunia.


Artikel yang bagus ini saya ambil dari http://edukasi.kompasiana.com dan hasil Forward by milis. <ratih@poeradisastra.e-family.web.id>

Selasa, 27 Juli 2010

Umur 9 Tahun Sudah Jadi System Engineer

Sumber dari : www.tabloidplus.com
Marko Calasan

Marko Calasan

Marko Calasan, bocah berumur 9 tahun asal Macedonia, menjadi system engineer bersertifikat Microsoft pada bulan lalu.

Sebelumnya, pada umur 6 tahun, ia jadi system administrator untuk sebuah yayasan nonprofit yang membantu orang-orang cacat. Kepada Cnet lewat e-mail, Marko berkata, “Mereka senang punya administrator yang bagus.”

Marko yang mengaku menghabiskan waktu sekitar 4 jam per hari di depan komputer juga jadi guru. Ia mengajar dasar-dasar berkomputer untuk anak-anak berumur 8 sampai 11 tahun. Lab komputernya ada di sebuah sekolah dasar.

Bicara soal sekolah, Marko diizinkan oleh pemerintah setempat untuk tidak pergi ke sekolah setiap hari demi proyeknya dengan komputer. Tapi, Marko cuma izin beberapa kali dalam sebulan.

Marko kini tengah membuat suatu proyek yang berkaitan dengan jaringan. Bocah yang enggak hobi main game komputer itu tengah mencari cara untuk mengirim sinyal televisi berdefinisi tinggi melalui jaringan yang lambat. Untuk proyeknya ini, sebuah perusahaan telekomunikasi Macedonia mengizinkan Marko mengakses jaringan mereka. Marko berharap sudah bisa mendemonstrasikan proyeknya ini pada pameran CeBit akhir tahun ini di Hannover, Jerman.

Jawara INAICTA 2010 Hasil Kreativitas Anak Bangsa

Di Kutip dari http://chip.co.id/articles/news/2010/07/25/jawara-inaicta-2010/

chip_online_inaicta_2010

Setelah melewati proses yang sangat panjang, menyisihkan lebih dari 1.333 pendaftar, dan dipilih sebanyak 75 peserta yang menjadi nominator di ajang Indonesia Information and Communication Technology Awards (INAICTA) 2010, nama para pemenang pun diumumkan sebagai puncak acara INAICTA 2010.

Malam penghargaan INAICTA 2010 (24/07/2010), diadakan di Jakarta Convention Center (JCC), dihadiri oleh ratusan penonton. Hadir pula MenKominfo, Tifatul Sembiring, untuk mendukung perkembangan digital creative technology di Indonesia, yang saat ini keadaannya masih sulit untuk unjuk gigi di negeri sendiri.

chip_online_inaicta_2010

Beberapa kategori yang dilombakan di INAICTA 2010, mewakili berbagai konsep digital creative yang banyak ragamnya. Berikut ini beberapa kategori yang dilombakan, diantaranya Digital Animation, e-goverment, e-business for enterprise, e-business for SMEs, e-learning, Mobile Application, Digital Interactive Media, Open Source Application, Research & Development, Tools & Infrastructure, dan Digital Music. INAICTA 2010 juga mengajak para murid SD-SMP-SMA-Perguruan Tinggi untuk ikut menuangkan ide kreatif mereka ke dalam kategori Student Project. Berikut ini adalah daftar para pemenang INAICTA 2010 :

Kategori E-Government

  • InfoKes (Sistem informasi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan perencanaan kesehatan nasional secara online), karya PT. Inovasi Tritek Informasi

Kategori E-Business for Enterprises

  • Collaborative eBusiness System (Sistem yang dirancang sebagai alat komunikasi business-to-bussines antara produsen dan komsumen dalam suatu supply chain), karya PT AMN Indonesia

Kategori E-business for SMEs

  • ProHukum (Solusi ideal berbasis SaaS untuk notaris, ppat dan firma hukum untuk mengatur proyek dan dokumen menjadi lebih efisien), karya Steven Surojo dan Jessica Chandra

Kategori E-Learning

  • Aaron (Sistem Pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan konsep distance learning), karya David Samuel, Dominukus Damas Putanto, Yosef Sukianto, Kevin Tanadi, Dody Dharma.

Kategori Digital Animation

  • Larjo Show : Lagu Lu Jek! (Dalam animasi 3D yang menceritakan kisah tiga sahabat Larjo, Coki dan Tole selama 5 menit), karya Riza Endratama, Wahyu Agni Dewanto, Isa Heliwar, Resza Avisena, Xaverius Enrico Yanuar.

Kategori Digital Interactive Media

  • NITIKI game participatory batik (game pertama di dunia yang menggunakan konten batik, dimainkan di konsol multi-touch screen secara beramai-ramai), karya Chandra Tresnadi.

Kategori Digital Music

  • Phi (Track yang digubah dari sebuah instrumen, arasemen dan sentuhan part-vocal menceritakan realitas kehidupan dari masa remaja menuju ke pendewasaan diri), karya Yulius Iskandar – Bottlesmoker.

Kategori Tools & Infrastructure

  • Netgazer – Electronic Capture : Untuk Laboratorium dan Rumah Sakit (Sebuah fasilitas, dimana setiah hasil dari alat laboratorium di capture secara otomatis menjadi data pasien yang akurat), karya Ariesta Satryoko dan Aria Setyoko.

Kategori Research & Development

  • Perisalah (Sistem yang menjadi solusi bagi kecepatan, ketepatan, kemanan dan kemudahan pembuatan risalah dan resume pertemuan), karya Oskar Riandi, Agung Santoso, Asril Jarin, Bowo Prasetyo, M. Teduh Uliniansyah dan Wahyu Widada.

Kategori Open Source Application

  • MetaCare – Health Service Management System (Aplikasi software berbasis web yang ditujukan sebagai pendukung ERP dan SCM bagi lembaga penyedia perawatan berbasis OSS), karya Setiabudi, Hendrik Saragih, Syafikli Musyafako, Ihsan Nurdiansyah dan Muhammad Reza Kamarullah.

Kategori Mobile Application

  • mGeometri (Software pembelajaran geometri yang dapat digunakan pada perangkat mobile touch screen, sehingga murid dapat mengulangi materi pembelajaran kapan saja), karya Petrianus Suwardi.

Kategori Student Project – SD

  • Ponsel Ibuku untuk belajar adikku (Aplikasi Flash Lite dari handphone ibu, untuk adik yang sedang belajar huruf, angka, warna, EnglishforKids dan Doa Anak Muslim), karya Fahma Waluya R.

Kategori Student Project – SMP

  • Adventure to Mars (Platform sederhana yang menceritakan perjalanan Anto membasmi hewan pengganggu penduduk di planet Mars), karya Nur Hidayat dan Fajar Kurnia Sopian.

Kategori Student Project – SMA/SMK

  • Program Managemen Terpusat (Aplikasi yang berfungsi untuk mengelola komputer lewat jaringan LAN dan MAN, untuk membantu guru dalam membimbing siswanya), karya Andre Susanto.

Kategori Student Project – Perguruan Tinggi

  • Jabbing – Object Labeling and Timing (Sistem untuk menganalisa dan mengawasi kamera pengawas), karya Jeffrey, Ricky Winata dan Felix Jingga.

Walaupun INAICTA 2010 telah selesai, panitia dan masyarakat Indonesia mengharapkan, para nominator dan pemenang dapat mewujudkan tujuan dari acara ini, yaitu menggali dan mendorong potensi serta kreativitas anak bangsa di bidang TIK, sehingga menghasilkan produk dan jasa TIK berkualitas dan memiliki daya saing di pasar domestik, regional serta internasional.



Penerimaan Mahasiswa IKATAN KERJA PLN

  KABAR GEMBIRA UNTUK PUTRA PUTRI TERBAIK INDONESIA! “The Future of Energy is Electricity”  Be a Global Energy and Industry’s Expert Leaders...